Emas Terkoreksi Setelah Menyentuh Rekor Tertinggi
Harga emas mengalami penurunan signifikan dari posisi tertingginya sepanjang masa di tengah aksi ambil untung (profit-taking) dan penguatan dolar AS. Setelah sempat melonjak tajam hingga menembus level psikologis yang tinggi, harga emas spot pada Selasa pagi (4 Juni 2024) terkoreksi menjadi sekitar $2.326 per ons. Koreksi ini terjadi di tengah sentimen pasar Asia yang membaik dan reli indeks saham regional, mendorong investor beralih sementara dari aset safe haven seperti emas. Para pelaku pasar memilih untuk mengamankan keuntungan dari reli luar biasa logam mulia yang tercatat dalam beberapa pekan terakhir.
Faktor Penggerak Koreksi Harga Emas
Terdapat beberapa faktor utama yang mendorong turunnya harga emas saat ini:- Penguatan Dolar AS: Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, menjadikan emas yang dihargai dalam dolar lebih mahal bagi pembeli luar negeri dan menekan permintaan global.
- Lonjakan Indeks Saham Asia: Kinerja positif bursa saham di Asia memberikan tekanan pada aset safe haven, dengan investor beralih ke aset berisiko.
- Aksi Ambil Untung: Setelah tren kenaikan yang konsisten, para investor memilih mengamankan keuntungan mereka sebelum memenuhi risiko pembalikan arah pasar.
- Spekulasi Data Ekonomi AS: Data tenaga kerja dan inflasi yang akan dirilis dalam waktu dekat akan memengaruhi ekspektasi terhadap arah kebijakan suku bunga The Fed.
Dinamika Pasar dan Reaksi Investor
Meskipun logam mulia seperti emas sering dilihat sebagai penyimpan nilai saat volatilitas ekonomi meningkat, namun koreksi ini menunjukkan bahwa investor masih sensitif terhadap perubahan makroekonomi dan teknikal. Ekspektasi bahwa Federal Reserve akan tetap berhati-hati dalam memutuskan arah suku bunga mengetatkan spekulasi pasar. Jika data ekonomi mendukung pandangan bahwa tekanan inflasi masih kuat, maka The Fed mungkin menunda pemangkasan suku bunga, yang bisa memperkuat dolar lebih lanjut dan menekan harga emas.
Ketegangan Geopolitik dan Dukungan Terhadap Harga Emas
Walaupun mengalami penurunan, harga emas tetap berada pada level yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini karena ketegangan geopolitik global, seperti konflik militer dan ketidakpastian ekonomi, tetap memberikan dasar dukungan terhadap permintaan emas. Investor institusional dan bank sentral juga terus menambah cadangan emas mereka dalam upaya diversifikasi portofolio dan lindung nilai terhadap inflasi.
Prospek Jangka Pendek dan Panjang
Dalam jangka pendek, harga emas mungkin akan tetap berfluktuasi di sekitar kisaran $2.300 hingga $2.350 per ons, tergantung pada perkembangan berita ekonomi dan geopolitik. Beberapa analis teknikal memperkirakan bahwa jika emas mampu bertahan di atas $2.300, maka harga bisa kembali menguji titik rekor tertinggi yang baru saja dicapai. Namun, jika dolar AS kembali mendapatkan dorongan signifikan dari data ekonomi yang kuat, maka harga emas dapat memperpanjang konsolidasinya atau bahkan mengalami tekanan koreksi yang lebih dalam. Untuk jangka panjang, permintaan emas diperkirakan tetap solid, didorong oleh:- Peningkatan pembelian emas oleh bank sentral di negara-negara berkembang.
- Kekhawatiran inflasi global akibat kebijakan fiskal dan moneter yang longgar sejak masa pandemi.
- Ketidakpastian geopolitik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.