EUR/USD Melemah di Bawah 1.1400 akibat Inflasi Eurozone Turun
Penurunan Inflasi Eurozone Jadi Penyebab Utama Melemahnya EUR/USD
Pada hari Selasa, pasangan mata uang EUR/USD terus mengalami tekanan jual dan diperdagangkan di bawah level psikologis penting 1.1400. Aksi jual ini dipicu oleh laporan terbaru dari Eurostat yang mengungkapkan bahwa inflasi Zona Euro kembali turun di bawah target 2% yang telah ditetapkan oleh European Central Bank (ECB). Data ini menunjukkan bahwa tekanan harga terus melonggar, menambah spekulasi bahwa ECB dapat segera melonggarkan kebijakan moneternya.
Data Inflasi Terbaru Bikin Pasar Terkejut
Laporan inflasi konsumen (CPI) yang dirilis Eurostat menunjukkan bahwa:
-
Inflasi utama YoY turun menjadi 2,5% pada bulan Mei, dari 2,6% pada April
-
Inflasi inti — yang tidak termasuk makanan dan energi — juga turun menjadi 2,9%
Angka-angka ini menunjukkan bahwa tekanan harga di kawasan Euro terus mereda, yang kemungkinan akan memberi ruang bagi ECB untuk memulai siklus pelonggaran suku bunga lebih awal dari yang diperkirakan.
Reaksi Pasar Terhadap Data Inflasi
Pasar langsung merespons laporan ini dengan aksi jual Euro. Analis mata uang mencatat bahwa EUR/USD turun ke kisaran di bawah 1.1400 untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu. Level ini dianggap penting secara teknikal karena sebelumnya menjadi level support penting dalam tren naik Euro terhadap Dolar AS. Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah Eurozone juga menunjukkan penurunan, menambah tekanan terhadap Euro. Peluang ECB untuk melakukan pemotongan suku bunga lebih cepat kini semakin besar, berbeda dengan pendekatan Federal Reserve (The Fed) di AS yang kemungkinan akan bertahan dengan kebijakan suku bunga tinggi lebih lama.
Faktor Eksternal: Dolar AS Masih Tangguh
Sementara itu, Dolar AS tetap stabil berkat data ekonomi yang relatif kuat dari Amerika Serikat. Rilis data ketenagakerjaan AS (NFP) dan indeks harga PCE menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup solid, yang memperkuat ekspektasi bahwa The Fed belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Beberapa faktor pendukung kekuatan Dolar AS antara lain:
-
Data pekerjaan yang kuat menandakan konsumsi masih tinggi
-
Harga barang dan jasa tetap tinggi, mempertahankan tekanan inflasi
-
The Fed mempertahankan sikap hawkish hingga inflasi benar-benar terkendali
Kondisi ini kontras dengan situasi di Zona Euro, di mana risiko perlambatan ekonomi kian nyata akibat turunnya inflasi dan lemahnya pertumbuhan sektor manufaktur serta jasa.
Prospek Kebijakan ECB dan Dampaknya bagi Euro
ECB selama ini dikenal cukup berhati-hati dalam mengambil keputusan kebijakan moneter. Namun, dengan inflasi yang terus turun secara bertahap, ECB kini dihadapkan pada dilema besar: apakah harus mempertahankan suku bunga saat ini atau mulai bergerak menurunkannya? Menurut beberapa analis, ECB kemungkinan akan:
-
Melonggarkan kebijakan secara bertahap untuk mendukung konsumsi domestik
-
Mengantisipasi perlambatan ekonomi di kawasan Euro
-
Menyesuaikan kebijakan suku bunga agar pertumbuhan tetap terjaga
Langkah pelonggaran ini tentu akan berdampak negatif terhadap Euro dalam jangka pendek, terutama dibandingkan dengan Dolar AS yang masih mendapatkan dukungan dari kebijakan moneter ketat The Fed.
Tekanan Tambahan dari Situasi Geopolitik dan Politik Dalam Negeri
Selain ketidakpastian kebijakan moneter, kurs EUR/USD juga terkena dampak dari beberapa faktor ketidakpastian politik di kawasan Euro, termasuk potensi pemilihan umum yang ketat dan kebijakan fiskal yang berbeda antar negara anggota. Ketidakpastian ini membuat investor semakin berhati-hati dalam mengambil posisi di Euro. Mereka cenderung berpindah ke aset safe haven seperti Dolar AS hingga situasi lebih jelas.
Analisis Teknis EUR/USD
Secara teknikal, penurunan EUR/USD di bawah 1.1400 membuka kemungkinan pergerakan ke arah level support berikutnya. Beberapa level teknikal penting yang perlu diperhatikan adalah:
-
Support terdekat di 1.1360 – jika tembus, bisa melemah lebih jauh
-
Resisten di 1.1450 – level ini menjadi tantangan untuk rebound
Indikator teknikal lain, seperti RSI dan MACD, juga menunjukkan sinyal bearish yang semakin kuat dalam jangka pendek.
Kesimpulan: Saatnya Waspadai Volatilitas Euro
Pelemahan EUR/USD di bawah 1.1400 mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap outlook ekonomi Eurozone yang kian melemah, dipicu oleh inflasi yang turun di bawah target ECB. Dengan perbedaan arah kebijakan antara ECB dan The Fed, potensi tekanan terhadap Euro dalam jangka pendek tampak makin nyata. Investor dan trader disarankan untuk:
-
Memantau rapat ECB dan The Fed mendatang
-
Memperhatikan rilis data inflasi dan PDB Eropa
-
Menjaga strategi trading dengan pendekatan konservatif di tengah volatilitas tinggi
Pasar forex kini memasuki fase yang penuh ketidakpastian, dan hati-hati menjadi kata kunci dalam setiap pengambilan keputusan.